BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam
adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Ilmu
pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta
kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu
kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat
dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya
sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa
agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi
dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa
tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri. Oleh sebab itu, guru harus
menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang meliputi devinisi, fungsi
dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hingga ruang lingkup pembelajaran
IPA itu sendiri.
Berdasarkan
pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan hakikat pembelajaran IPA di
Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA yang dimaksud yaitu terdiri dari
beberapa indikator yang telah disebutkan di atas. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA secara lebih
mendalam sebelum menjadi seorang guru
dan mengajarkan mata pelajaran IPA kepada siswa di dalam kelas.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimana hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan
sikap ilmiah?
2.
Apa fungsi dan tujuan IPA di Sekolah Dasar?
3.
Apakah rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ialah:
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi
produk, proses, dan sikap ilmiah.
2.
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan tujuan IPA di Sekolah
Dasar.
3.
Mahasiswa dapat memahami rambu-rambu dan ruang lingkup
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pembelajaran IPA dari Segi Produk, Proses, dan
Sikap Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Alam
diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’, secara singkat
disebut Science. IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
(Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya
kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan
berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Seperti halnya setiap
ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas
yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman
Samatowa, 2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang
berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
IPA juga dipandang
sebagai cerminan dari hubungan antara produk pengetahuan, metode ilmiah serta
nilai sikap yang terkandung dalam proses pencarianya. Seperti yang diungkapkan
Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan
para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut. Hal ini sejalan dengan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya
kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan
menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
Dalam hal ini, IPA
sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga bukan
hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah
dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Secara
garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain:
1.
IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik
yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta
berbagai fenomena di dalamnya.
2.
Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan alam melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam
pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang
dikembangkan dan diajarkan secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa
nantinya dapat melakukan penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut Patta
Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji
fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains
tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi,
komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel,
merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa keterampilan dasar
tersebut.
3.
IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa
ditunjukan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap
fakta secara hati-hati, kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa
Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal,
tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam
mempelajarinya. Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan
aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:
a.
Sikap ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap
yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.
b.
Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality),
sikap ini bertitik tumpu dari kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari
rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak, namun hanya bersifat sementara.
c.
Sikap kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama
adalah sikap untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama
atau berkelompok.
d.
Sikap tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu
ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa jika mengalami
kegagalan dalam menggali ilmu.
e.
Sikap teruka untuk menerima (open-mindedness)
f.
Sikap mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat
menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar
dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut haruslah
dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar memiliki sikap
jujur tehadap dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani
mengoreksi dirinya sendiri.
g.
Sikap bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini
seseorang harus berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap
tersebut harus dikembangkan sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil
pengamatan atau kerja yang telah dilakukan secara jujur.
h.
Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu
pengetahuan diperlukan objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu
kriteria kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
i.
Sikap kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse
dan Wingo ( Darmodjo, 1992), mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan
sebagai kemampuan sesorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri
menuju tingkah laku yang dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya
sekumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan
sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Dengan demikian,
pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian
Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi
produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam proses
untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya
untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari
benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri,
bertanggungjawab dapat bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar.
B.
Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar
Ilmu
Pengetahuan Alam tidak serta merta diajarkan di sekolah tanpa ada alasan yang
jelas. Ada berbagai alasan ilmu itu dimasukan ke dalam mata pelajaran dalam
kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan
yakni :
1.
Bahwa sains bermanfaat bagi suatu bangsa.
2.
Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan
suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis bagi peserta
didk.
3.
Bila sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka sains tidaklah sebuah mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.
4.
Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai
potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Sains melatih anak
berpikir kritis dan objektif. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai
dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengalaman melaui panca indra.
Oleh sebab itu pengajaran pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memiliki fungsi dan
tujuan tertentu sehingga diajarkan dan dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah.
1.
Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993)
Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:
a.
Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan
lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya
bagi kehidupan sehari-hari.
b.
Mengembangkan keterampilan proses.
c.
Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d.
Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan
di sekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e.
Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam
Sumaji (2006) antara lain ialah:
a.
Memberi bekal pengetahuan
dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep-konsep IPA.
c.
Menanamkan sikap ilmiah dan
melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
d.
Menyadarkan siswa akan
keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong untuk
mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
e.
Memupuk daya kreatif dan
inovatif siswa.
f.
Membantu siswa memahami gagasan
atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g.
Memupuk serta mengembangkan minat
siswa terhadap IPA.
2.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam dibangun atas dasar proses dan
sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Sesuai hakikat tersebut, belajar IPA
bukanlah sekedar mengumpulkan dan menghafal fakta-fakta pengetahuan yang
tersaji dalam suatu materi pembelajaran, tetapi pembelajaran mengandung dimensi
yang menekankan perubahan tingkah laku dan pengalaman. Menurut Patta Bundu
(2006) tujuan pembelajaran IPA siswa diarahkan dapat mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep. Lebih lanjut,
diperoleh IPA yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. Akhirnya, siswa dapat menghargai alam sekitar dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut
Sumaji dalam buku KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pemahaman &
pengembangan adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA
serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan strategi
pembelajaran ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih
menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Mata pelajaran
IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
b.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
f.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturanya sebagai salah satu ciptaan tuhan.
g.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Adapun menurut Prihanto Laksmi (Trianto, 2010),
pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan, antara lain:
a.
Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dan bagaimana
bersikap.
b.
Menanamkan sikap hidup ilmiah.
c.
Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
d.
Mendidik siswa mengetahui cara kerja serta menghargai para penemu.
e.
Menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
Proses pembelajaran IPA hendaknya membawa peserta didik untuk
belajar mengamati serta melakukan percobaan serta penanaman sikap hidup ilmiah.
Pendapat yang sama dikemukakan Cullingford (Usman Samatowa, 2010) bahwa dalam
pembelajaran IPA anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin
tahu dan berbagai penjelasan logis. Siswa tidak hanya sekedar mengetahui tanpa
memahami proses dari teori dapat terbentuk. Pada akhirnya, siswa bukan hanya
menghafal pengetahuan tetapi dapat memahami.
C.
Rambu-rambu dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar
1.
Rambu-rambu Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA
sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya didasarkan pada
karakteristik psikologis anak, memberikan kesenangan bermain dan kepuasan
intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki
fenomena alam di sekitar dirinya, mengembangkan potensi saintis yang
terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru
tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilan dan membangun
konsep-konsep baru yang dikuasainya. Selain itu penilaian dalam pengajaran
sains harus dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (asesmen) yang adil,
proporsional, transparan, dan komprehensif bagi setiap aspek proses hasil
belajar siswa.
Berdasarkan jenjang dan
karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka penyajian konsep dan
keterampilan dalam pembelajaran sains harus dimulai dari nyata (konkrit) ke
abstrak, dari mudah ke sukar, dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh.
Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada mengoptimalkan suasan bermain
tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk membelajarkan
siswa dalam IPA. Tidak boleh terjadi, pembelajaran IPA di SD justru mengabaikan
apalagi menghilangkan dunia bermain anak.
Pembelajaran IPA akan
berlangsung efektif jika kegiatan belajar mengajarnya mampu mencitrakan kepada
siswa bahwa kelas adalah tempat untuk bermain, aman dari segala bentuk ancaman
dan hambatan psikologis, serta memfasilitasi siswa untuk secara lugas
mengemukakan dan mencoba ide-idenya.
Disamping pemahaman dan
pengimplementasian karakteristik psikologis siswa pada pada pembelajaran IPA,
kejelasan wawasan guru tentang ruang lingkup IPA juga sangat menentukan
kualitas pengajaran IPA di Sekolah Dasar.
2.
Ruang Lingkup Ilmu
Pengetahuan Alam di SD
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD
secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.
a.
Kerja
Ilmiah, menurut Effendi dan Maliha (2007) pendidikan IPA menekankan pada
pemberian belajar langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa dapat mengembangkan
sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
pengetahuan tentang dirinya dan alam sekitar. Lingkup kerja ilmiah meliputi
kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas,
pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
Kerja ilmiah dalam kurikulum sekolah
dasar terdiri dari:
1)
Penyelidikan/Penelitian
Siswa menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk
teknologi melalui refleksi dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data,
mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya.
2)
Berkomunikasi
Ilmiah
Siswa mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuan dan
kajiannyakepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.
3)
Pengembangan
Kreatifitas dan Pemecahan Masalah
Siswa mampu berkreatifitas dan memecahkan masalah serta
membuatkeputusan dengan menggunakan metode ilmiah.
4)
Sikap
dan Nilai Ilmiah
Siswa mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur
dalammenyajikan data faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif
dalammenghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan
lingkungan,tekun dan teliti.
b.
Lingkup
pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara
terperinci lingkup materi pemahaman konsep yang terdapat dalam Kurikulum KTSP
adalah:
1)
Makhluk
hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan.
2)
Benda
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3)
Energi
dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana.
4)
Bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
5)
Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan penerapan
konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang
dan membuat.
Dengan
demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan.
Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep
IPA.
Menurut Hardy
dan Fleer (1996) ada 7 ruang lingkup pemahaman IPA dalam perspektif yang lebih
luas.
a.
IPA sebagai kumpulan pengetahuan, mengacu pada kumpulan berbagai konsep
yang sangat luas. IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan
yang telah lama ditemukan sejak zaman dahulu sampai pengetahuan yang baru.
Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan
alam.
b.
IPA sebagai suatu proses penelusuran, umumnya sebagai pendangan
suatu pandangan yang menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan
kegiatan laboratorium beserta perangkatnya.
c.
IPA sebagai kumpulan nilai, pandangan ini menekankan pada aspek
nilai ilmiah termasuk didalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan
keterbukaan.
d.
IPA sebagai cara untuk mengenal dunia, IPA dipertimbangkan sebagai
suatu cara dimana manusia mengerti dan memberi makna pada dunia disekeliling
mereka, selain juga sebagai salah satu untuk mengetahui dunia beserta isinya
dengan segala keterbatasannya.
e.
IPA sebagai institusi sosial, IPA seharusnya dipandang dalam
pengertian sebagai kumpulan para profesional, yang melalui IPA mereka didanai,
dilatih, dan diberi penghargaan akan hasil karya yang dihasilkan.
f.
IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, setiap orang
menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sangat dipengaruhi oleh IPA.
IPA
atau sains di SD diberikan sebagai mata pelajaran sejak kelas III sedangkan kelas
I dan II tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi
diajarkan secara sistematis. Karena di dalam penelitian ini yang dikaji bahan
mata pelajaran kelas IV maka di bawah ini konsep-konsep pengembangan
pengetahuan IPA atau sains di kelas IV semester II antara lain:
1.
Gaya dan gerak benda
2.
Energi dan kegunaanya
3.
Kenampakan permukaan bumi dan benda langit
4.
Perubahan lingkungan
5.
Sumber daya alam
Konsep dan kegiatan
pendidikan IPA atau sains di Sekolah Dasar merupakan pengenalan konsep dasar
kegiatan IPA. Keseluruhan konsep tersebut merupakan konsep baru dan berfungsi
sebagai prasyarat pendukung maupun sebagai dasar bahan kajian IPA di pendidikan
menengah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
IPA secara harafiah
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan
Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan
para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan,
tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi
dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Secara garis besar Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai
Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan
tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan
dan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan pikiran
dan sikap dalam mempelajarinya sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses
siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan. Pembelajaran IPA di SD juga memiliki ruang
lingkup bahan kajian yang secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan
pemahaman konsep.
B.
Saran
Berdasarkan penulisan
makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan mata
pelajaran IPA di SD.
2.
Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya
baik berupa buku, jurnal maupun website yang
jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo,
Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 .Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Implementasi Kurikulum 2013 .Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mansur,
Muslich. 2007. KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) pemahaman &
pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Patta
Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
Patta
Bundu. 2010. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
Rahayu,
Nina. 2014. Implementasi Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV
C SD Muhammadiyah Condongcatur Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta
Srini
M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Trianto.
2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara
Usman
Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.
https://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD
Online. Diakses 20/9/2016
.
According to Stanford Medical, It is in fact the ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than us.
BalasHapus(And by the way, it is not related to genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING around "how" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", and not "what"...
Click on this link to reveal if this short quiz can help you decipher your real weight loss possibilities
kreen
BalasHapus