A. Hakikat dan Konsep Perspektif Global
1. Devinisi
Menurut kamus besar bahasa indonesia, global berarti
secara umum, keseluruhan, secara bulat, secara garis besar, dan meliputi
seluruh dunia. Perspektif
artinya wawasan/cara pandang. Perspektif
adalah
cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu obyek. Jadi perspektif global dapat diartikan sebagai
suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau
kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau
internasional. Secara ilmiah,
Perspektif global adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara
keseluruhan, yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi
antar umat manusia di muka bumi (Sriartha, 2004). Dengan
kata lain, perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu
kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas. Oleh
karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.
Pada
dunia pendidikan perspektif global dapat diartikan sebagai suatu pandangan
dimana guru/dosen/pendidik secara bersama-sama mengembangkan cara pandang dan
keterampilan untuk mencari tahu sesuatu yang berkaitan dengan issu global.
2. Tujuan Perspektif Global
Secara umum pengetahuan tentang
perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk menghindarkan
diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial
(lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb. Lee Anderson
dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk mempersiapkan peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari berbagai macam kelompok
yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu dari
masyarakat lokal, nasional, hingga global. Terdapat lima tujuan pokok dari
perspektif global, yaitu:
a. Mengembangkan
pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk
masyarakat.
b. Mengembangkan
pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
c. Mengembangkan
pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya
bergantung pada planet bumi tersebut.
d. Peserta
didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif
dalam masyarakat global ini.
e.
Mendidik peserta didik agar
mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan penghuni planet bumi ini,
serta sebagai anggota masyarakat global dan bertanggung jawab sebagai individu,
sebagai umat manusia, sebagai insan.
Sementara itu, menurut Marryfield (dalam buku
Perspektif Global karangan Prof. Dr. H. Nurshid S dan Drs. Kuswaya W : 1997), tujuan
diberikannya perspektif global adalah sebagai berikut:
a.
Mendorong mahasiswa untuk
mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan
masalah global.
b.
Mendorong para pendidik untuk
mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.
c.
Mengembangkan dan memahami makna
perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan
profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut maka,
peran guru adalah :
a. Memberikan bekal pengetahuan kepada
siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam memahami masalah-masalah
tertentu.
b. Meningkatkan kesadaran dan wawasan
anak didik sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang berdampak global.
c. Memberikan contoh dan teladan dalam
aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh terhadap masalah global.
3. Manfaat
Perspektif Global
Secara politis
peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi
penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun
luar negeri. Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar
yang sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara lain
dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena
kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus
beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan mengadakan
perubahan. Berikut
ini beberapa manfaat mempelajari perspektif global :
a.
Meningkatkan
wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa kita
bukan hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di
belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap
ketergantungan” tersebut.
b.
Menambah dan
memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan
dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
c.
Mengkondisikan
para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala
atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
d.
Melatih kepekaan
dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.
4. Unsur-unsur
Perspektif Global
a. Penduduk dunia
Pendudukan dunia merupakan elemen
penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu global.
b. Lingkungan
Lingkungan
menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi, sehingga
muncul isu atau permasalahan global.
c.
Iptek
Iptek
merupakan sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui
berbagai isu global.
d.
Pendidikan perspektif global
Pedidikan perspektif global betujuan
untuk
memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan
global dalam era globalisasi. Adapun tujuan pendidikan global menurut Hoopes
(1997) sebagai berikut.
1) Memberikan
pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan (relatisme budaya).
2) Memberikan
pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengan keragaman
global.
3) Memberikan
pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri sebagai
individu, sebagai warga negara, dan sebagai anggota masyarakat manusia secara
keseluruhan.
B. Globalisasi
Globalisasi adalah
kecenderungan umum
terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal ke
dalam komunitas global
di berbagai bidang (Arfani, 2004).
Sedangkan menurut Suhartini (2009) berpendapat bahwa globalisasi merupakan “fenomena
bahwa dunia ini seolah-olah menjadi lebih kecil mengkerut dari biasanya. Batas
antar Negara seolah-olah seperti tidak ada lagi”. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan situasi yang
memungkinkan adanya interaksi masyarakat global dalam berbagai bidang
kehidupan. Hal tersebut berarti bahwa jarak antar Negara-negara menjadi semakin
pendek sehingga setiap negara dapat saling berinteraksi dengan lebih mudah.
Menurut
Tilaar (Suhartini, 2009) Era globalisasi adalah suatu tatanan kehidupan manusia
yang secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Menurutnya
globalisasi secara khusus memasuki tiga area penting, dalam kehidupan manusia
yaitu, ekonomi, politik, dan budaya. Hal ini didukung oleh dua kekuatan yaitu
bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi. Maka ketiga arena
bidang kehidupan tersebut (ekonomi, politik dan budaya) menempatkan manusia dan
lembaga-lembaganya dengan berbagai tantangan, kesempatan dan peluang. Gelombang
globalisasi dalam bidang tersebut akan berdampak terhadap bidang lainnya, salah
satunya bidang sosial terutama karena didukung oleh kemajuan teknologi
transportasi dan komunkasi modern.
Adapun ciri-ciri globalisasi menurut Hamijoyo
(Suhartini, 2009)
a. Globalisasi perlu
didukung oleh kecepatan
informasi, kecanggihan teknologi, transportasi dan
komunikasi yang diperkuat
oleh tatanan organisasi
dan managemen yang tangguh.
b. Globalisasi telah
melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut
saat ini harus tunduk
pada kekuatan teknologi,
ekonomi, sosial politik,
dan sekaligus mempertemukan
tatanan sebelum sulit dipertemukan.
c. Adanya
saling ketergantungan antar Negara.
d.
Pendidikan merupakan
bagian dari globalisasi.
Penyebaran dalam hal
gagasan, pembaharuan dan inovasi
dalam struktur, isi
dan metode pendidikan
dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukan globalisasi. Ini telah
lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar dan mahasiswa.
Tidak dapat kita pungkiri jika
globalisasi berdampak di berbagai bidang kehidupan, baik itu dampak positif
maupun negatif. Menurut Tilaar (Suhartini,2009) dempak positif dari globalisasi
yaitu globalisasi dapat menyebabkan munculnya masyarakat yang siap
berkompetisi, dimana setiap orang berlomba untuk berbuat yang terbaik untuk
mencapai yang terbaik pula. Untuk berkompetisi ini diperlukan kualitas yang
tinggi. Era globalisasi adalah era mengejar keunggulan dan kualitas, sehingga
masyarakat menjadi dinamis, aktif, dan kreatif. Selain dampak positif,
globalisasi juga memiliki dampak negatif yaitu globalisasi akan melahirkan
budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya lokal, atau budaya bangsa.
Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu penyebab cepatnya
masyarakat terseret arus globalisasi dengan menghilangkan identitas diri atau
bangsa. Beberapa contoh dampak negatif dari globalisasi diantaranya remaja
Indonesia dengan cepat meniru gaya rambut, model pakaian, atau perilaku yang
tidak sesuai dengan jati diri bangsa kita.
C. Perspektif Global dari Sudut Ilmu-ilmu Sosial
Perspektif global berakar pada ilmu-ilmu sosial
antara lain antropologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik yang bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi aktif. Berikut
penjelasan Suhartini (2009) mengenai perspektif global ditinjau dari berbagai
sudut ilmu-ilmu sosial.
1. Antropologi
EA Hoebel (Suhartini,2009) berpendapat bahwa antropologi
sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya lebih menitik beratkan kepada
kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia. Sudut pandang
Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Namun demikian
sorotan dan kajiannya, tidak terlepas mulai dari tingkat lokal, regional,
nasional, internasional sampai ke tingkat global yang sedang mengarus ini.
Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun yang
mengarus mulai dari tingkat lokal sampai global, dasarnya terletak pada budaya
dengan kebudayaan yang menjadi milik umat manusia. Kemampuan manusia mengubah
tatanan kehidupannya sampai mengglobal adalah kelebihan manusia di banding
dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu proses dan arus global dalam kehidupan,
sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan,
termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK (kesatuan ilmu pengetahuan dan
teknologi). Sudut pandang antropologi terhadap perspektif global, berarti mengamati,
menghayati dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek
serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain dan terintegrasi dalam
kehidupan manusia.
2. Sosiologi
Sosiologi adalah studi tentang fenomena yang timbul
akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia, studi manusia dan lingkungan
manusia dalam hubungan satu sama lain. obyek yang menjadi sorotan utama dalam
ilmu ini yanitu hubungan antar manusia, terutama dalam lingkungan sosial
manusia. Hubungan dan interaksi sosial manusia makin lama makin luas dan
semakin berkembang dari individu hingga kelompok, hingga antar bangsa. Hal yang
melatarbelakangi adanya interaksi sosial cukup beragam mulai dari alasan
ekonomi, budaya, pilitik, bahkan agama.
Adanya interaksi sosial dimasyarakat baik lokal
maupun global memiliki berbagai dampak baik positif maupun negatif. Oleh sebab
itu, sosiologi sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia harus
mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global
yang mengancam kehidupan umat manusia, serta mencari metode pemecahannya.
3. Sejarah
Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa gambaran
kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini,
untuk memprediksi kejadian yang akan datang. Kita mengenal tokoh-tokoh,
bangunan bersejarah (keajaiban dunia), perang di berbagai kawasan (khususnya
perang dunia), pertemuan-pertemuan internasional, perilaku dan peradabannya
telah berpengaruh global dalam berbagai aspek sosial budaya, ekonomi, dan
sosial politik.
4. Ekonomi
Ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek antara lain:
a. Menentukan
pilihan
b. Keinginan
yang tidak terbatas
c. Persediaan
sumber daya alam teratas, ahkan ada eberapa yang langka
d. Kegunaan
alternativ sumber daya
e. Penggunaan
hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek tersebut, jelas bahwa perspektif
ekomomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan
terutama berkenan dengan persediaan sumber daya, dan adanya penggunaan
alternativ sumber daya. Perspektif ke
hari esok atau masa yang akan datang terkait luas dengan pertumbuhan penduduk,
kemajuan dan penerapan IPTEK, dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan
yang cenderung tak terbatas kuantitasnya, dan akhirnya persediaan sumber daya
yang terbatas bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternativ,
sangat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Pertumbuhan penduduk dunia yang cepat mengakibatkan
adanya peningkatan produksi untuk persediaan dan pelayan kebutuhan hidup.
Sementara sumber daya alam terbatas dan sifatnya ada yang dapat perbaharui dan ada
yang tidak dapat diperbaharui. Teknologi telah memungkinkan memproduksi yang
lebih besar melalui industrilisasi. Hal tersebut dianggap dapat mengatasi kebutuhan
hidup yang diperlukan oleh laju pertumbuhan penduduk baru. Akibatnya kebutuhan
manusia diarahkan pada (1)Harus menguasai teknologi, (2)Menstabilkan jumlah
penduduk, (3)Mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan
sejahtera secara terpadu, dengan ekonomi yang simbang.
Teknologi, industralisasi, komunikasi telah
mendatangkan masalah baru yaitu berbagai pencemaran udara (debu), zat kimia,
suara, air, tanah, dan bahkan pencemaran moral. Ini semua indikator munculnya kerusakan
lingkungan hidup, dan kerusakan moral bangsa jauh dari kepribadian aslinya. Hal
tersebut membawa konsekuensi persiapan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia,
produksi, mental, dan akhlak yang tinggi, sebagai konsekuensi arus globalisasi.
5. Geografi
Geografi merupakan ilmu keruangan yang mengkaji
berbagai fenomena dalam konteks keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam
geografi yaitu permukaan bumi yang terdiri atas tiga bagian yaitu muka bumi
yang berupa daratan, perairan serta udara diatasnya. Ruang pemukaan bumi memiliki
ukuran dan jarak yang bertahap mulai dari tingkat lokal, regional sampai ke
tingkat global. Oleh karena itu perspektif global adalah perspektif keruangan
yang bertahap dari perspektif lokal, regional, sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau keruangan yang paling luas
adalah perspektif global. Dalam bidang geografi dikenal adanya konsep dasar globalisme,
dan konsep bumi sebagai planet. Konsep ini mengungkapkan bahwa bumi sebagai
planet. Konsep ini mengungkapkan bahwa bumi sebagai global atau suatu planet
itu berdampak luas terhadap kondisi alamiah dan kondisi kehidupan yang mendunia.
Dalam bentuk bumi sebagai globe atau planet, dipermukaannya terdapat
sifat-sifat yang sama di seluruh dunia, dan sekaligus juga terdapat perbedaan.
Peristiwa atau masalah lokal seperti penggundulan hutan, kebakaran hutan, pemanasan
global dapat menjadi masalah global.
6. Politik
Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan
Negara dan lembagalembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan
antara Negara dengan warga negaranya dengan Negara-negara lain. Dalam sorotan
perspektif global, aspek hubungan dengan Negara lain merupakan hal yang pokok.
Hubungan dengan Negara lain, khususnya hubungan Negara RI dengan Negara
tetangga yang kita sebut hubungan regional, dengan Negara-negara lain pada
umumnya yang kita sebut hubungan antar bangsa atau hubungan internasional dan
akhirnya dengan semua Negara di dunia ini, yang kita sebut dengan hubungan
global.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hakikat konsep perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berperilaku terhadap suatu
masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yakni dari
sisi kepentingan dunia atau internasional. Salah satu manfaat perspektif global
yaitu mengembangkan
dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mengembangan profesinya. Dalam mempelajari perspektif global kita juga harus
mengetahui tentang globalisasi, salah satunya memahami dampak dari globalisasi
itu sendiri. Perspektif global berakar dari ilmu-ilmu sosial
antara lain antropologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik yang bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi aktif.
B. Saran
Berdasarkan penulisan
makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat dan
konsep perspektif global sehingga nantinya dapat bersaing dengan masyarakat
global.
2.
Mahasiswa sebaiknya membiasakan diri untuk selalu mencari
informasi mengenai isu-isu global yang hangat dibicarakan.
3.
Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumber-sumber terpercaya
baik berupa buku, jurnal maupun website yang
jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arfani, Riza
Noer. 2004. Globalisasi Karakteristik dan Implikasinya. Ekonomi Politik
Digital Journal Al-Manar Edisi I/2004
Suhartini.
2009. Perspektif Global (Pdf). Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Sumaatmadja, dkk. (2012). Perspektif
Global. Jakarta: Universitas Terbuka
Sriartha, dkk.
2004. Perspektif Global: Singaraja